![]() |
Source : andaners.wordpress.com |
Waiii,,,judul diatas terinspirasi dari judul novel “Antalogi Hati”. Penasaran artinya apa,maka sayapun mencari di “eyang Google”.Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org/wiki).
Ceprett...!!! saya memotret jadwal jaga untuk beberapa hari kedepan.Yap..!! resiko menjadi petugas medis ya seperti ini. Tanggal merah bisa jadi hitam dan tanggal hitampun bisa jadi merah (libur).
Masih ingat dalam benak saya hari rayapun masih berkutat dengan job disk kita. Seperti hari raya Idul fitri tahun ini teman-teman yang jaga,harus menahan haru karena ketika yang lain kumpul kita harus berlapang dada melaksanakan tugas. Semua itu adalah resiko ketika kita sudah memutuskan untuk menjadi tenaga medis. Semua ada konsekuensi dan tanggung jawab ketika kita memutuskan sesuatu dan memilih peran sesuai pilihan kita bukan??.
Kitapun sama terharunya ketika mengucapkan selamat hari raya kepada teman sejawat atau kepada pasien dan keluarganya. Ada titik-titik embun di mata saat mengucapkan itu, ada rasa sedih, haru, dan bahagia. Sedih ikut merasakan bagaiman kalo kita terbaring seperti beliau, jangankan merayakan hari raya, sadarpun belum mampu.
Romantisme ternyata bisa diciptakan sediri meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan. Tidak perlu diragukan ,dan bukan hanya dicerita roman picisan, dihadapan saya menyaksikan sendiri bukti kasih sayang orang tua ke anak, maupun perwujudan cinta antara suami istri dikala duka.
Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat sepanjang kalian memiliki sesuatu. Apa sesuatu itu?? Tentu saja bukan GPS, alat pelacak, peta, satelit dan sebagainya. Sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagimana menjaga kehormatan perasaan dengan tidak melanggar nilai-nilai agama (Novel :kau, aku & sepucuk Angpau Merah by Tere Liye ).
Hari ied Fitri ketika mendapat jaga pagi itu berarti dari rumah harus berangkat jam 05.00an. Karena harus mengejar solat Ied jam 06.00 dirumah sakit. Disisi lain kalau jalan protokol disini akan ditutup jam 05.30 karena digunakan untuk solat Ied, jadi agak kesiangan sedikit harus mutar dan melewati jalan tikus.
Sesudah solat Ied pun saya “belum tersambung” untuk telp langsung ke ortu. Karena jaringan sibuk selain itu harus mulai rutinitas melakukan tindakan dari A-Z. Masih ingat dalam benak saya pada lebaran pertama jaga, tim jaga harus membungkus pasien yang meninggal sebanyak 3 orang . Namun yang peling membuat hati teriris adalah salah satu pasien meninggal karen OD miras oplosan. Ketika malam takbiran beliaunya sibuk menegak mirs oplosan (kalo tidak salah obat nyeri + minuman berenergi + tuak ), belum lagi kalo ditambah dengan pesta esek-esek. Saya heran sekali ketika yang lain merayakan dengan takbir,malah ada beberapa orang yang merayakan dengan cara yang aneh.
Mungkin Rosullulah akan menangis ketika melihat kejadian ini. Jadi ingat cerita dahulu kala. Ketika Rosul berdakwah beliau mengalami cobaan dicaci, diludahi, hampir dibunuh,ditimpuki kotoran, dilempari dengan batu sampai berdarah-darah. Suatu ketika Rosul didapati luka dan darahnya menetes akibat dianiaya oleh musuhnya, maka ada dua orang malaikat menemui beliau.
Dan berkata “ wahai Rosul, apa yang harus saya lakukan untuk membalas perbuatan mereka. Kalau Engkau ijinkan aku akan menumpahkan gunung tersebut dan membinasakan semua kaum disini.
Tapi apa yang Rosul katakan : “jangan Engkau lakukan itu, karen aku masih berharap, suatu saat keturunan merekalah yang akan menegakkan syariat- Nya dan menjalankan Sunnahku”.
Bahkan ketika menjelang ajalpun Beliau masih menghawatirkan ummatnya “ummatii..ummattii...”.
Yach begitulah Rosulullah,kemuliaanya tidak akan berkurang ketika berjuta orang menghina beliau bahkan kita yang masih merindukan syafaatnya,dan kelak beliaulah yang masih mencari ummatnya untuk diajak ke syurga walau hanya memiliki iman beberat biji zahrah.