Istri : pa..minta tolong angkat galon ke dispenser
Suami : iya..(masih tiduran depan tv dengan tangan asik bermain gadget
Beberapa menit kemudian istri balik lagi melihat suami.
Setelah beberapa saat sang suami belum bisa beranjak dari peraduan yang nyaman.
Kemudian sang istri berlalu tanpa sepatah katapun, dia mengambil galon sendiri dan menuangkan ke dispenser. Setelah kejadian itu sang istri belajar mandiri dan tidak terpaku oleh suami.
Adakalanya karena keadaan ataupun pola didik dari orang tua,beberapa wanita menjadi wanita yang mandiri. Entah dari finansial ataupun aktivitas lain. Ketika menjadi seorang istri tidak menunggu dan mengandalkan suami yang memiliki aktivitas tersendiri. Karena seringnya mandiri semua serba beres dan bisa di handle oleh istri maka sang suami merasa 'bangga dan membiarkan ' kemandirian berlangsung terus menerus. Pola aktifitas ini berpengaruh pada pola komunikasi.
Apalagi secara kodratnya wanita memiliki kosakata berpuluh kali lipat dibandingkan pria. Seperti pengalaman sendiri saya memiliki dua saudara laki-laki,dahulu sebelum bisa bebas bercerita dan mereka mampu mengeluarkan kosakata yang lebih,mereka sangat irit dalam mengeluarkan kata
Contoh percakapan
Me : bro...lagi apa?
Bro : makan
Me: makan sama apa? Beli dimana?
Bro : sendok
Me : besok pulang gak? Mama tanya,sms gk dibalas terus telp gak diangkat
Bro: iya
Itu hanya sekelumit kecil percakapan 'irit' perempuan dan laki-laki. Ketika dalam rumah tangga kemandirian seorang istri didukung komunikasi yang sangat 'irit' dari seorang suami, maka beberapa kasus muncul orang ketiga.
Berawal dari kemandirian seorang istri dan dianggap 'meringankan' beban suami, sang suami merasa senang. Sehingga tanpa disadari karena menganggap biasa dan semua tampak beres dikerjakan sendiri oleh istri, suami terlena. Disisi lain sebenarnya sang istri butuh bantuan dan topangan oleh seorang suami. Ditambah lagi komunikasi yang kurang lancar antara mereka. Setiap kali sang istri tidak memulai pembicaraan sang suamipun tidak tergerak untuk memulai pembicaraan. Meskipun itu hanya pertanyaaan basa basi menanyakan kabar lewat mobile phone.
Naluri wanita adalah mengeluarkan kata kata lebih banyak dibanding pria, ketika dia tidak merasa nyaman meskipun itu pasangan, ada beberapa yangencari penyaluran.
Ada wanita yang menyalurkan 'bakat mengeluarkan kata' itu lewat tulisan, ada yang menyalurkan dengan lebih banyak bersosialisasi dengan kelompok yang sepaham, atau lewat kegiatan positif lainnya. Namun adakalanya yang tidak bisa menyalurkan bakatnya dan hanya dipendam,ditambah lagi pasangan yang tidak memiliki komunikasi kurang bagus maka yang terjadi adalah rasa sensitif yang luar biasa. Masih beruntung wanita tersebut hanya memendam sendiri.
Menurut percakapan dengan beberapa orang, komunikasi yang tidak bagus antara pasangan menimbulkan celah untuk mencari sosok lain yang menurutnya lebih bagus.
Istilah 'rumput tetangga lebih hijau'
Berawal dari berandai andai melihat rumah tangga yang lain, tampak dari luar lebih harmonis dan indah maka pepatah rumput tetangga lebih hijau menjadi pembanding.
-suami orang lain lebih baik daripada suamiku
-istri temenku lebih bagus dibandingkan istriku
-andai mertuaku sebijak dan sedewasa mertua temanku
-andaikan saudaranya sama baiknya dengan saudara temenku.
-ko anakku tidak sepintar anak lain ya
Ketika salah satu sudah mulai membandingkan dengan orang lain maka dia akan mencari sosok yang ideal.
Berawal dari hanya curhatan lewat sosial media, merasa didengarkan dan merasa diperhatikan maka celah itu muncul adanya pihak ketiga
Meskipun berawal dari coba-coba lama lama merasa ketergantungan dan dilindungi maka sedikit demi sedikit terjalin perselingkuhan.
Mengutip dari ust Cahyadi
Ketika merasa kesendirian dan kemandirian lebih nyaman dibandingkan dengan pasangan.
Ketika pada saat pulang suami ingin istirahat dan tidak ingin diganggu oleh suara istri dan kehadiran anak
Namun disaat yang sama,sang istri ingin didengarkan,ingin berbagi cerita dan ingin mendapat perhatian.
Namun keinginan istri tidak pernah dipenuhi, maka dia memilih mandiri,menyelesaikan masalah sendiri, mengurus kegiatannya sendiri karena suami tidak mau mengerti dan pada akhirnya istri menikmati kesendirian dan kemandirian kendatipun memiliki suami.
Lama kelamaan sudah terbiasa sendiri tidak berpengaruh terhadap kehadiran pasangan, maka kematian cinta yang akan didapatkan.
Tulisan ini berawal dari kisah nyata bahwa kemandirian istri yang dinikmati oleh suami sehingga berujung perceraian.
Suami : iya..(masih tiduran depan tv dengan tangan asik bermain gadget
Beberapa menit kemudian istri balik lagi melihat suami.
Setelah beberapa saat sang suami belum bisa beranjak dari peraduan yang nyaman.
Kemudian sang istri berlalu tanpa sepatah katapun, dia mengambil galon sendiri dan menuangkan ke dispenser. Setelah kejadian itu sang istri belajar mandiri dan tidak terpaku oleh suami.
Adakalanya karena keadaan ataupun pola didik dari orang tua,beberapa wanita menjadi wanita yang mandiri. Entah dari finansial ataupun aktivitas lain. Ketika menjadi seorang istri tidak menunggu dan mengandalkan suami yang memiliki aktivitas tersendiri. Karena seringnya mandiri semua serba beres dan bisa di handle oleh istri maka sang suami merasa 'bangga dan membiarkan ' kemandirian berlangsung terus menerus. Pola aktifitas ini berpengaruh pada pola komunikasi.
Apalagi secara kodratnya wanita memiliki kosakata berpuluh kali lipat dibandingkan pria. Seperti pengalaman sendiri saya memiliki dua saudara laki-laki,dahulu sebelum bisa bebas bercerita dan mereka mampu mengeluarkan kosakata yang lebih,mereka sangat irit dalam mengeluarkan kata
Contoh percakapan
Me : bro...lagi apa?
Bro : makan
Me: makan sama apa? Beli dimana?
Bro : sendok
Me : besok pulang gak? Mama tanya,sms gk dibalas terus telp gak diangkat
Bro: iya
Itu hanya sekelumit kecil percakapan 'irit' perempuan dan laki-laki. Ketika dalam rumah tangga kemandirian seorang istri didukung komunikasi yang sangat 'irit' dari seorang suami, maka beberapa kasus muncul orang ketiga.
Berawal dari kemandirian seorang istri dan dianggap 'meringankan' beban suami, sang suami merasa senang. Sehingga tanpa disadari karena menganggap biasa dan semua tampak beres dikerjakan sendiri oleh istri, suami terlena. Disisi lain sebenarnya sang istri butuh bantuan dan topangan oleh seorang suami. Ditambah lagi komunikasi yang kurang lancar antara mereka. Setiap kali sang istri tidak memulai pembicaraan sang suamipun tidak tergerak untuk memulai pembicaraan. Meskipun itu hanya pertanyaaan basa basi menanyakan kabar lewat mobile phone.
Naluri wanita adalah mengeluarkan kata kata lebih banyak dibanding pria, ketika dia tidak merasa nyaman meskipun itu pasangan, ada beberapa yangencari penyaluran.
Ada wanita yang menyalurkan 'bakat mengeluarkan kata' itu lewat tulisan, ada yang menyalurkan dengan lebih banyak bersosialisasi dengan kelompok yang sepaham, atau lewat kegiatan positif lainnya. Namun adakalanya yang tidak bisa menyalurkan bakatnya dan hanya dipendam,ditambah lagi pasangan yang tidak memiliki komunikasi kurang bagus maka yang terjadi adalah rasa sensitif yang luar biasa. Masih beruntung wanita tersebut hanya memendam sendiri.
Menurut percakapan dengan beberapa orang, komunikasi yang tidak bagus antara pasangan menimbulkan celah untuk mencari sosok lain yang menurutnya lebih bagus.
Istilah 'rumput tetangga lebih hijau'
Berawal dari berandai andai melihat rumah tangga yang lain, tampak dari luar lebih harmonis dan indah maka pepatah rumput tetangga lebih hijau menjadi pembanding.
-suami orang lain lebih baik daripada suamiku
-istri temenku lebih bagus dibandingkan istriku
-andai mertuaku sebijak dan sedewasa mertua temanku
-andaikan saudaranya sama baiknya dengan saudara temenku.
-ko anakku tidak sepintar anak lain ya
Ketika salah satu sudah mulai membandingkan dengan orang lain maka dia akan mencari sosok yang ideal.
Berawal dari hanya curhatan lewat sosial media, merasa didengarkan dan merasa diperhatikan maka celah itu muncul adanya pihak ketiga
Meskipun berawal dari coba-coba lama lama merasa ketergantungan dan dilindungi maka sedikit demi sedikit terjalin perselingkuhan.
Mengutip dari ust Cahyadi
Ketika merasa kesendirian dan kemandirian lebih nyaman dibandingkan dengan pasangan.
Ketika pada saat pulang suami ingin istirahat dan tidak ingin diganggu oleh suara istri dan kehadiran anak
Namun disaat yang sama,sang istri ingin didengarkan,ingin berbagi cerita dan ingin mendapat perhatian.
Namun keinginan istri tidak pernah dipenuhi, maka dia memilih mandiri,menyelesaikan masalah sendiri, mengurus kegiatannya sendiri karena suami tidak mau mengerti dan pada akhirnya istri menikmati kesendirian dan kemandirian kendatipun memiliki suami.
Lama kelamaan sudah terbiasa sendiri tidak berpengaruh terhadap kehadiran pasangan, maka kematian cinta yang akan didapatkan.
Tulisan ini berawal dari kisah nyata bahwa kemandirian istri yang dinikmati oleh suami sehingga berujung perceraian.