Thursday, September 24, 2015

Hewan Saja Tidak Mau Sesama Jenis

Hewan Saja Tidak Mau Sesama Jenis

Baru-baru ini indonesia heboh dengan pernikahan sejenis yang di bali. Orang ramai memperbincangkan di medsos.

Padahal per tanggal 26 Juni 2015 Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) memutuskan bahwa pernikahan sesama jenis dilegalkan di seluruh wilayah AS. Presiden Barack Obama menyebut putusan itu sebagai kemenangan AS. Mahkamah Agung dalam putusannya mengatakan, pernikahan sesama jenis dilindungi hukum, sehingga tidak ada yang bisa melarangnya. Putusan itu berlaku di 50 negara bagian di seluruh AS. Dengan putusan ini, Amerika Serikat menjadi 1 dari sekitar 20-an negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis menyusul Belanda, Spanyol, Kanada, Afrika Selatan, Selandia Baru, Irlandia, dll.

Didunia maya pun, dukungan atas putusan Mahkamah Agung tersebut ditunjukkan dengan tagar seperti #LoveWins, #LoveisLove dan #EqualityForAll. 

Bahkan Facebook ikut serta sebagai salah satu dari sekian banyak entitas bisnis yang mendukung putusan tersebut dengan mempersembahkan satu tools khusu yang dinamakan “Celebrate Pride”,fitur yang memungkinkan penggunanya mewarnai foto profil mereka dengan warna pelangi. Warna pelangi dianggap simbol kebanggan kaum gay dan lesbian.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al Hujurat ayat 13]

Jadi pernikahan, berdasarkan syariah Islam dimaksudkan untuk membangun keluarga yang bahagia, stabil, dan sejahtera, untuk membesarkan anak-anak yang sehat berkomitmen, untuk melestarikan keturunan dan tatanan sosial, untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis manusia, dan menciptakan komunitas dan masyarakat yang beradab. Pernikahan dalam Islam, seperti dalam semua agama lain, tidak berarti kenikmatan seksual saja, tetapi juga pembentukan sebuah keluarga yang sehat dan dengan dasar cinta kasih yang kuat.

Dari pandangan tersebut dapat kita ketahui bahwa pernikahan sesama jenis tidak sesuai dengan konsep pernikahan dalam Islam, karena pernikahan sesama jenis tidak akan membangun suatu keluarga dan hanya didasarkan pada kenikmatan seksual saja.

Pernikahan sesama jenis, di sisi lain, memberikan ancaman serius bagi institusi keluarga, permasalahan sosial, membahayakan kehidupan keluarga yang indah, dan tatanan sosial masyarakat manusia.

Pernikahan sejenis ini mengigatkan tentang kaum sodomi, Umat Nabi Luth yang terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri.

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyahitu sedang kamu memperlihatkan(nya)? Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).” (QS. An-Naml (27): 54-56)

“Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu, Luth berkata: “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku)” (QS. Al-Hijr (15): 66-68)

“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (Surat Huud ayat 82).

Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.

Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.

Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejap.

Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?

Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur’an, sebab Alqur’an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:

“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)

Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:

“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”

Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.

Semoga kita tidak menjadi bangsa yang dimusnahkan oleh Allah seperti kaum nabi Luth ataupun bangsa pompei yang yanh dikubur hidup- hidup.

Friday, September 18, 2015

Ventilator Associate Pneumonia (VAP)

Pneumonia sebagai infeksi nosokomial saluran napas bawah menempati urutan ke 2 setelah infeksi saluran kemih. Pneumonia terkait ventilator atau ventilator-associated pneumonia (VAP) merupakan pneumonia nosokomial pada pasien-pasien dengan bantuan ventilasi mekanik selama lebih dari 48 jam, merupakan penyulit pada perawatan pasien di ICU sehingga memperpanjang lama tinggal dan meningkatkan morbidilitas.

Ventilator Associate PneumoniaVAP ini terjadi sampai 40% dari pasien yang menggunakan ventilasi mekanik lebih dari 48 jam, dan timbul antara 10-65% dari seluruh pasien yang terpasang ventilator. Yang cukup memprihatinkan adalah mortalitas rate nya antara 24 sampai dengan 56 persen (American Journal Resprition Critical care, 2002). Kuman yang dominan sebagai penyebab mortalitas adalah Pseudomonas dan Acinetobacter.

Ada dua klasifikasi VAP yaitu early-onset yang terjadi setelah 48-72 jam setelah dilakukan tracheal intubasi. Organisme yang berperan biasanay Hemoplhyllus influenza, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus (methicillin sensitive), E. Coli dan Klebsiella. Klasifikasi ke dua adalah late-onset yang terjadi setelah lebih dari 72 jam intubasi. Biasanya disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter dan Staphylococcus aureus (methicillin resistant). Atau biasanya multiple antibiotic resistant .

Untuk mencegah VAP harus dilakukan langkah-langkah yang memutus mata rantai perkembang biakan bakteri tersebut. Ada empat tindakan utama dalam pencegahan VAP. 

Pertama, melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap petugas kesehatan mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. Selain itu juga pelatihan bed side teaching untuk petugas yang menangani pasien dengan mekanikal ventilasi. Dan jangan lupa setelah itu melakukan audit kepatuhan petugas terhadap kepatuhan menjalankan SPO pencegahan dan pengendalian VAP.

Kedua, mengurangi kolonisasi mikroorganisme, dengan jalan antara lain : hand hygiene bagi semua yang bersentuhan dengan pasien, laringoscope blade selalu terlebih dahulu di alkoholise sebelum digunakan, hindari re-intubasi, oral hygiene dan kebersihan mulut dijaga, penghisapan lendir, peralatan yang harus steril, pemberian obat-obatan untuk menghindari stress ulcer, pengaturan penbggunaan obat untuk selective Digestive Tract dan DVT

Ventilator Associate PneumoniaKetiga, menghindari aspirasi. Dengan cara secara rutin melakukan oral suctioning subglotic. Usahakan posisi pasien dalam posisi tidur 30-45 degree bila tidak ada kontra indikasi, lakukan perawatan cuff ETT dan lakukan pemeriksaan selang NGT secara teratur adakah terjadi kondensasi yang menandakan adanya infeksi atau tidak.

Dan yang terakhir berfungsi sebagai alat evaluasi yaitu dengan melakukan surveillance VAP secara teratur. Sedangkan untuk pneumonia sendiri ada score yg harus di isi yaitu Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS).

Skor > 6 pada awal atau 72 jam dianggap sugestif pneumonia. Jika <= 6 pada 72 pasien jam mungkin tidak memiliki pneumonia dan antibiotik mungkin dapat dihentikan.




1. Suhu (C)

> = Untuk 36,5 dan, atau sama dengan 38,4 ............................... 0 poin
> = Untuk 38,5 dan, atau sama dengan 38,9 ............................... 1 poin
> = 39 dan untuk, atau sama dengan 36 ..................................... 2 poin

2. Darah leukosit, mm3

> = 4.000 dan, <= untuk 11.000 .............................................. 0 poin
< 4.000 atau > 11.000 ............................................................ 1 poin
dan jika bentuk pita > = untuk 50% ......................................... 1 poin

3. Trakea sekresi

Tidak adanya sekret trakeal ..................................................... 0 poin
Ada sekret trakeal nonpurulent ...........................................…..1 poin
Ada sekret trakeal purulen ..................................................... 2 poin

4. Oksigenasi

PaO2/FIO2, mmHg > 240 atau ARDS (ARDS didefinisikan sebagai PaO2/FIO2 <= sama dengan 200, tekanan arteri pulmonal <= sampai 18 mm Hg dan akut infiltrat bilateral) ........................................ 0 poin
<= Sama dengan 240 dan tidak ada ARDS ............................. 2 poin

5. Paru radiografi (Pulmonary radiography)

Tidak infiltrat ..................................................................... 0 poin
Diffuse (atau merata) infiltrat .............................................. 1 poin
Localized infiltrat ............................................................... 2 poin

6. Perkembangan paru menyusup (Progression of pulmonary infiltrate)

Tidak ada perkembangan radiografi .......................................... 0 poin
Ada perkembangan Radiografi (tidak CHF atau ARDS) ........ …..2 poin

7. Kultur aspirasi trakea (Culture of tracheal aspirate)

Bakteri patogen dibudidayakan dalam jumlah yang langka atau cahaya atau
tidak ada pertumbuhan ……………………………………..…. 0 poin
Bakteri patogen dibudidayakan dalam jumlah sedang atau berat ...... 1 poin
Bakteri patogen yang sama terlihat pada pewarnaan Gram, tambahkan 1 poin ............. 1 poin

Catatan: CPIS pada awal dinilai berdasarkan lima variabel pertama, yaitu temperatur, menghitung darah leukosit, sekresi trakea, oksigenasi, dan karakter paru menyusup/infiltrat. CPIS pada 72 jam dihitung berdasarkan ketujuh variabel dan mengambil mempertimbangkan perkembangan hasil infiltrat dan kultur dari aspirasi trakea. Skor> 6 pada awal atau 72 jam dianggap sugestif pneumonia

Ternyata rumah sakit tidak hanya bisa menyembuhkan pasien tetapi juga menambah penyakit pasien.

Thursday, September 17, 2015

Kadang Kitalah sebagai Orang Tua yang Durhaka Kepada Anak


Sangat miris membaca status fb disamping.Untuk lebih jelasnya aku coba translite ke bahasa indonesia ya kurang lebih begini

" Anjiinggg!!!punya orang tua kaya babi...pikirmu ak ini apa di sama2in sama hewan, tidak ada orang tua yang mendoakan anaknya ga lulus... # mulutmu pacul sekalian nggak takut sama tukang2 mu jangan banyak # ngomong pangkatmu si apa anjing

# aku emosi......anjing..."""

Beberapa orang membaca status disamping langsung memvonis anak tersebut durhaka. Karena sangat kasar sekali.

Anakku, mana baktimu? Statemen seperti ini kadang-kadang membangun pemahaman yang tidak berimbang pada orang tua. Kita sebagai orang tua selalu menuntut agar hak agama ini terpenuhi dan bila tidak terpenuhi selalu anak yang disalahkan.

Memang benar, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak dan durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar yang terbesar. Tetapi jangan lupa bahwa Islam tidak melihat satu sisi saja lalu melalaikan sisi lain. Islam juga mewajibkan bagi orang tua untuk berbuat baik kepada anak-anaknya, dan juga tidak durhaka kepada mereka.

Seseorang pernah datang kepada Umar bin Al-Khaththab ra dan mengadukan anaknya, “Anakku ini benar-benar telah durhaka kepadaku.”

“Apakah engkau tidak takut kepada Allah dengan durhaka kepada ayahmu, Nak? Karena itu adalah hak orang tua,” kata Umar kepada sang anak.

“Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga punya hak atas orang tuanya?”

“Benar, haknya adalah memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Kitab (Al-Quran).”

“Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik. Ibuku adalah hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 400 dirham. Ia tidak memberi nama yang baik untukku. Ia menamaiku Ju’al. Dan dia juga tidak mengajarkan Al-Quran kepadaku kecuali satu ayat saja.”

Ju’al adalah sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Bisa juga diartikan seorang yang berkulit hitam dan berparas jelek atau orang yang emosional. ( Al-Qamus Al-Muhith, hal. 977).

Umar menoleh ke sang ayah dan berkata, “Engkau mengatakan anakmu telah durhaka kepadamu tetapi engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Enyahlah dari hadapanku!.” ( As-Samarqandi, Tahbihul Ghafilin, 130)

Ibnul Qayyim berkata, “Siapa yang mengabaikan edukasi yang bermanfaat untuk anaknya dan membiarkannya begitu saja, maka ia telah melakukan `tindakan terburuk terhadap anaknya itu. Kerusakan anak-anak itu kebanyakan bersumber dari orang tua yang membiarkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunnah dini kepada mereka. Mereka tidak memperhatikan masalah-masalah agama tersebut saat masih kecil, sehingga saat sudah besar mereka sulit meraih manfaat dari pelajaran agama dan tidak bisa memberikan manfaat bagi orang tua mereka.” (Tuhfatul Maudud, I: 229)

Karena itu, jangan tergesa-gesa mencela anak. Ada banyak hak anak atas orang tuanya. Bila salah satu sisinya diabaikan, lalu anak menjadi bandel, menyimpang, dan keras kepala, ada kemungkinan kita tidak memperhatikan sisi tersebut.

Rasulullah saw bersabda:

ﻭَﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺭَﺍﻉٍ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﺴْﺌُﻮﻝٌ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺭَﺍﻋِﻴَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻴْﺖِ ﺑَﻌْﻠِﻬَﺎ ﻭَﻭَﻟَﺪِﻩِ ﻭَﻫِﻲَ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟَﺔٌ ﻋَﻨْﻬُﻢْ

“Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungan jawab atas mereka.

Karena kitalah yang berhutang kebahagiaan dari anak kita..

Anak sukses itu adalah ujian. Jangan sampai kita yang sudah diamanahi oleh Alloh menjadi orangtua, merasa ujub, takabur, sombong karena kesuksesan anak kita. Karena sesungguhnya anak sukses adalah karunia dari Alloh Swt. Bersikap tawadhu dan berserahdiri kepada Alloh ketika melihat kesuksesan anak, maka itulah orangtua yang sukses.Sedangkan jika kita ujub, takabur, sombong, maka sesungguhnya kita sedang gagal menyikapi ujian berupa anak.

Anak-anak bisa berprestasi di sekolahnya, tinggi nilai ujiannya, lulus dengan nilai yang mengagumkan, tiada lain adalah karena Alloh mengkaruniakan kepadanya otak dan akal pikiran, kesehatan, dan perlindungan.

Demikian halnya ketika anak tidak sesuai harapan. Mungkin prestasi di sekolahnya yang biasa saja, atau bahkan mungkin sempat tidak naik kelas. Kuliahnya berlarut-larut. Atau secara duniawi pekerjaannya biasa saja dibandingkan teman-temannya yang lain. Ini juga ujian bagi orangtua. Ada orangtua yang malu, minder dan berkeluh kesah melihat anaknya yang demikian. Sampai orangtua lupa bahwa surga tidak identik dengan gelar sarjana, dengan rangking pertama atau dengan jabatan mentereng di kantornya.

Bukankah banyak anak-anak yang hanya lulus SMA, atau kuliah tapi tidak sampai jadi sarjana, namun mereka justru akhirnya mampu menggaji para sarjana. Anak-anak seperti ini banyak jumlahnya.

Maka dari itu, bagi para orangtua hendaknya senantiasa rendah hati, penuh syukur dan tawakal kepada Alloh Swt. menghadapi bagaimanapun kondisi anak-anak kita. Tugas para orangtua adalah merawatnya, membimbingnya, dan mendidiknya sesuai dengan apa yang Rosululloh Saw. ajarkan. Yang terpenting dari anak kita adalah mereka menjadi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan cinta kepada rosul-Nya. Inilah prestasi tertinggi bagi sang anak dan orangtuanya

Tidak semua orang diamanahi seorang anak, tidak semua wanita mampu hamil,melahirkan dan menyusui, tidak semua laki- laki mampu menjadi seorang ayah. Namun ketika dewasa kenapa kadang kita sebagai orang tua mengungkit2 semua jasa yg diberikan kita ke anak. Toh oleh Allah kita sudah diberikan pahala yg tidak terkira ketika hamil,melahirkan dan menyusui. Allah pun memperhitungkan tiap tetes keringat seorang ayah ntk nafkah anaknya. Bagaimana bisa kita mengungkit semua bemberian kita ke anak,padahal kita pun mendambakan suara tangisan dan pelukan anak kita.

Biarlah dia tumbuh sesuai masanya. Adakalanya dia mencari kebahagiaan dengan pasangannya.Karena kita sudah mendapatkan kebahagiaan dari senyumannya,dan kita sudah mendapat jaminan syurga dari setiap pahala yg terselip disetiap doanya. Jangan sampai kita merusak kebahagiaan anak kita,dengan rengekan yg memberatkan anak kita. Karena tidak hanya anak yang bisa durhaka,.Orang tua pun bisa durhaka terhadap anaknya.

Semoga keluarga kita bisa berkumpul di JannahNya

Monday, September 14, 2015

With Drawing and With Holding

Seorang pasien yang dirawat ,suatu saat pasti mengalami perubahan kondi.Apalagi pasien yang terdapat di ICU. Seseorang pasien yg hendak masuk ICU pun biasanya di lakukan penjelasan. Penjelasan itu mengenai alasan/ kriteria pasien kenapa yang dimasukkan di ICU. ada kriteria khusus dan prioritas.Kalau kriteria khusus itu biasanya standar tersendiri yang sudah dibuat berdasarkan SOP. Sedangkan prioritas misalnya ada seseorang kakek usia 78 tahun dengan diagnosa MODS disisi lain ada seorang ibu hamil terjadi eklamsi dan gawat janin usia masih 30 tahun,maka biasanya yang jadi prioritas utama adalah ibu hamil meskipun yang konsul terlebih dahulu membutuhkan ICU adalah kakek tersebut

Namun hanya ada empat kemungkinan bagi pasien yang masuk ICU: sembuh (getting better), meninggal, mengalami mati batang otak (brain stem death), atau dalam kondisi tidak ada harapan hidup dan sepenuhnya bergantung dengan bantuan ventilator.

Ketika terjadi kondisi kritis biasanya keluarga akan diberikan edukasi dan penjelasan terhadap keputusan yang akan diambil. Ada beberapa keputusan yang diambil selain mengusakan maksimal apabila telah dilakukan usaha yang maksimal,baik itu berupa tindakan ataupun terapi yanh diberikan. Diantaranya with-holding dan with-drawing

With-holding diartikan sebagai tindakan untuk tidak memberikan terapi baru walau ada indikasi penyakit baru,namun tindakan yang sudah terlanjur diberikan tidak dihentikan. Sedangkan with-drawing adalah menghentikan semua terapi yang sudah diberikan kepada pasien sejak awal namun terbukti tidak bermanfaat.Jadi with-drawing lebih bersifat aktif dibandingkan with-holding yang cenderung pasif dalam mengakhiri hidup pasien.
With-drawing juga lebih cepat menghasilkan kematian secara cepat dan pasti.

Yang tergolong life support yang bisa dihentikan adalah perawatan ICU, CPR, alat pengontrol irama jantung, intubasi trakeal, ventilator, obat-obat vasoaktif, total nutrisi parenteral, organ buatan, transfusi darah, serta monitoring secara intensif. Di Indonesia, untuk pemberian antibiotik, nutrisi, dan cairan dasar bahkan termasuk life support yang dihentikan

Namun di Indonesia ada beberapa rumah sakit yang masih merasa tabu untuk memberikan saran tindakan tersebut ke keluarga pasien.Ada beberpa pelanggaran yang tersirat dalam keputusan terswbut diantaranya:
Pertama pelanggaran etik uang dimaksud adalah dari segi finansial juga seharusnya biaya untuk perawatan yang sia-sia bisa dialokasika
Selain itu melanggar kewajiban untuk tidak menyiksa pasien dan melanggar hak pasien.
Dan terakhir dari sisi keadilan, maka akan melanggar hak pasien lain.
Artinya, pasien yang lebih memiliki harapan hidup seharusnya lebih diprioritaskan.

Sayangnya masih banyak dokter yang tidak berani melakukan tindakan with-drawing maupun with-holding mungkin karena memberi kesan sengaja membunuh. Padahal yang dituju bukan mengakhiri nyawa pasien namun menghentikan prosedur sulit yang sia-sia.

Thursday, September 3, 2015

Anda Alergi atau Memiliki Penyakit Autoimun Lain?

Bagai para perawat klinik mungkin sudah hafal mengenai penyakit myastenia gravis atauGBS (gullian barre syndrom). Penyakit autoimun yg menyerangs sistem saraf pernafasan.  Penyakit yang mengancam hidup seorang pasoen dan membutuhkan penanganan yang intensif.
Sering pada pasien myastenia dan GBS dirawat di ruang intensif sampai 100 hari atau lebih. Malah kadang untuk pasienn myastenia sering terjadi serangan berulang sehingga menyebabkan gagal nafas.
Salah satu terapi untuk mengurangi toksin yang terdapat dalam plasma adalah suntik immunoglobulin atau dilakukan plasmaforesis.

Plasmaferesis adalah proses mengeluarkan plasma donor untuk mengekstrak komponen tertentu dan mengembalikan bagian-bagian yang tidak dibutuhkan ke donor. Proses ini terus-menerus menggunakan sirkulasi darah dari donor melalui mesin dan dikembalikan ke donor. Proses ini memungkinkan untuk menghapus elemen yang diinginkan dari volume besar plasma
Plasmaferesis berasal dari kata plasma dan aphairesis, yang berarti memisahkan plasma. Beberapa penulis membedakan antara plasmaferesis dan plasma exchange. Plasma exchange dipakai untuk tindakan yang lebih ekstensif dengan jumlah yang besar. Plasmaferesis adalah istilah umum dan dapat dipakai untuk pemisahan plasma dalam jumlah kecil maupun besar. Plasmaferesis mula-mula diperkenalkan pada awal abad ini oleh Fleig dan Abel dkk. Pada saat itu hanya sedikit yang menaruh minat untuk pemakaian klinis, sebab pemisahan plasma secara manual adalah tidak praktis dan membuang waktu. Pada tahun 1960 Schwab dan Fahey melaporkan bahwa plasmaferesis berguna bagi penderita makroglobulinemia Waldenstrom dan penderita hiperviskositas.
mekanisme kerja plasmaferesis adalah menghilangkan autoantibodi, alloantibodi, kompleks imun, protein monoklonal, toksin atau menambah faktor yang spesifik dalam plasma. Jadi plasmaferesis hanya boleh dilakukan bila terdapat bukti bahwa penyakit tersebut adalah akibat faktor yang abnormal dalam plasma atau akibat kurangnya faktor yang normal terdapat dalam plasma. Plasmaferesis dapat dilakukan dengan beberapa cara: Secara manual Plasmaferesis dalam jumlah yang sedikit (misalnya sampai kira-kira 500 ml) dapat dilakukan secara manual. Darah vena dikeluarkan ke dalam kantung yang berisi antikoagulan. Setelah kantung penuh atau sudah tercapai jumlah yang diinginkan, aliran darah diputuskan dan penderita diberi larutan NaCl 0,9% agar aliran pada vena tetap terbuka. Darah dalam kantung diputar dalam centrifuge, plasmanya dibuang dan komponen lain dikembalikan ke penderita.Dengan menggunakan cell separator Prinsip kerja cell separator dapat berupa continuous flow centrifugation (CFC) atau intermittent flow centrifugation (IFC). Pada CFC proses pengambilan darah, pemisahan komponen dan pengembalian komponen berjalan secara kontinyu, sedang-kan pada IFC proses tersebut berjalan secara bergantian. Saat ini sedang dikembangkan cell separator yang menggunakan teknik membrane filtration. Dengan cara ini, plasma mengalir melalui membran yang akan menyaring komponen spesifik yang ada di dalam plasma. Uqntuk cairan pengganti  Federal and American Association of Blood Bank memberi pedoman bahwa plasmaferesis sejumlah 1000 ml/minggu dapat dilakukan tanpa cairan pengganti yang mengandung protein pada donor dengan ukuran badan rata-rata, tetapi dengan tetap memantau kadar protein serum donor tersebut. Terapi plasma-feresis tentu berbeda dengan plasmaferesis pada donor. Pada penderita untuk donor plasma dengan keadaan gizi yang baik. Biasanya juga dianjurkan diit tinggi protein bila bukan merupakan kontra-indikasi. Fresh frozen plasma, albumin atau derivat plasma lain dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan koloid sebagai pengganti plasma penderita. Pemakaian plasma sebagai cairan pengganti, penting pada penyakit-penyakit akibat kekurangan suatu faktor dalam plasma misalnya thrombotic thrombocytopenic purpura. 

Mungkin agak sedikit membingungkan bagi oranh awam. Saya akan memberikan cerita sedikit.
Suatu hari ada seorang dokter yang datang ke ruangan intensif kami 
Dokter : teh ada tempat kosong?
Perawat :untuk siapa dok?
Dokter : untuk saya?
Perawat : untuk dokter? Pasien mau masuk dengan apa?
Dokter : saya teteh..mau numpang plasmaforesis
Perawat : kenapa plasmaforesis ?
Dokter : saya alergi
Perawat : bisa ya dok?
Dokter : gini teh alergi itu autoimun, sy hanya membersijkan plasma saja,mengurangi kotoran di plasma,siap tahu berkurang namanya juga ikhiar
Dan benar sampai sekarang dokter tersebut sudah berkurang alerginya.

Kalau untuk mengenai biaya plasmaforesis,setiap rumah sakit berbeda beda tapi, di rumah sakit rujukan di jawa barat sekitar 5 juta sekali plasmaforesis, tapi kalo update harga terbaru sy tidak tahu.
Sehat itu mahal bukan? Tapi seringkali kesehatan yang membuat kita lupa untuk bersyukur.

Wednesday, September 2, 2015

Tak Ada Beban Tanpa Pundak

Whaduhhh..!!! sebenarnya untuk membuat diary tentang tema ini sangat berat. Karena saya juga masih termasuk manusia labil (tapi bukan abege labil,karena kriteria usia saya sudah melewati usia abege *.* ). Tapi ya sudahlah..namanya juga menulis bertema berat, pasti saya bawakan dari beberapa kutipan buku,tokoh atau sesuatu yang pernah saya baca di media online lain. Dalam hal ini saya hanya berbagi pikiran jangan dikira saya sudah menjadi manusia bijaksana. Saya juga masih manusia biasa ketika mengalami masalah maka mekanisme koping saya tidak langsung pada tahap acceptance. Tapi juga melewati tahap Denial, Anger, Bargaining dan terakhir Acceptance. Dan prosesnya melewati tahap itu sering pula membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Beberapa waktu saya sering diberi kesempatan untuk mendengar masalah orang lain. Selalu    dan seringnya diawali dengan kata :

“ kenapa ini terjadi??”,
“mengapa cobaanku begitu berat??
“Andai saja dulu aku  tidak melakukannya”

Akhirnya semua hanya bisa dikatakan dengan “ andaikata, andaikan, misal, seandainya..dan sederet kata-kata perumpamaan  yang mungkin bisa kita ucapkan. Tapi sayangnya hidup itu bukan seperangkat komputer yang ada deretan backspace/ delete  yang ketika kita tidak suka bisa menghilangkan , atau ada program “undo” dimana kita bisa mengulang-ngulang kejadian yang menyenangkan. Tetapi perputaran kehidupan itu seperti arah jarum jam yang selalu mau berputar. Namun jika anda menemukan jarum jam berputarnya terbalik dipastikan itu mesinnya yang rusak. Atau itu jam di dinding kamar kosan saya dulu yang merupakan korban “kreatifitas” saya. Saya bisa membongkar jam itu tetapi tidak bisa memasangkan kembali dengan benar (istilah kerennya “terima bongkar tidak terima pasang “).

Menurut “wejangan” salah satu guru dai terkenal di sini: Semua orang pasti memiliki masalah, besar /kecil dan berat ringan nya masalah tergantung bagaimana menyikapi dan memandang permasalahan tersebut dalam rentang waktu dan tempat yang tepat. Belum tentu orang diberi masalah sama tapi dia persepsinya sama. Contoh kecil : masalah jerawat. Menurut orang yang terbaring di ICU karena operasi kepala ketika ditanya jerawat sama kepala besar dan lebih berharga mana??. Mungkin dipastikan si pasien itu memilih “saya mending berjerawat dibandingkan sakit kepala dan harus operasi”.

Yuukk mari..kita bandingkan ketika seseorang yang mungkin pekerjaannya mengandalkan penampilan tubuh dan style. Ketika berjerawat mungkin akan panik dan jungkir balik menyambangi klinik kecantikan dan dokter kulit untuk menghilangkan si jerawat itu. Bolehlah usaha untuk menghilangkan jerawat di wajahnya tapi tidak usah seperti ABABIL (ABG baru labil) yang galau dan merana gara-gara jerawat, sampai-sampai update status dan galau dijejaring sosial. Padahal otak dan tubuh lain masih berfungsi dangan bagus, kenapa gak menyukuri yang masih normal dan jelas-jelas lebih besar nikmatnya?. Nasihat diatas juga membuat saya “kena bangeettt..!!” ya memang tidak pernah lepas dari masalah si jerawat itu. Tapi ya sudahlah katanya wajah tanpa jerawat itu seperti langit tanpa bintang. Tapi kalo jerawatanya kebanyakan berarti langitnya banyak bintangnya dong !!! (kalo itu silahkan anda jawab sendiri..@.@). Ya sudahlah nandi dipikir sendiri...saya sendiri juga wajahnya sering berjerawat (ehm,..curcoll)

Semua kejadian atau masalah yang menimpa kita pasti sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan kita. Seperti  judul diary saya kali ini “tiada beban tanpa pundak”. Sebenarnya itu merupakan salah satu judul lagu nasyid. Yup judul itu menjadi top chart most requestnya di salah satu radio religi di kota kembang ..ya karena saya sekarang tinggak dikota kembang dan semoga saya ikutan  wangi seperti kembang (apa hubunggannya?? Jawaban saya =“tidak ada !!!)

Memang menimpa masalah dan beban yang menimpa dipundak kita, mengajarkan kita untuk menjadi orang yang lebih bijaksana dan dewasa?? . Saya memberikan tanda tanya pada kalimat sebelumnya, karena hasil dari proses menyikapi masalah tergantung pada diri kita. Hasilnya akan menjadi bijaksana atau sebaliknya J

Rosul tercinta kita dan para sahabat harus mengalami masalah yang bertubi-tubi dengan taruhan nyawa,sehingga mendapat jaminannya masuk syurga. Albert Einstein harus dicap sebagai orang gila karena mengeluarkan teori relativitasnya. Tidak sampai situ pula karena beliau memiliki kebangsaan yahudi, maka hidupnya pun harus morat-marit dan harus melarikan diri karena hidup di zaman Aldolf Hitler yang pada saat itu terkenal dengan rezim Nazi nya. Baru setelah teori itu diaplikasikan membuat bom atom yang digunakan untuk mengebom Hirosima dan Nagasaki barulah semua terperanjat. Namun sayang Sang Albert Einstein bisa menikmati dan mendapat pengakuan setelah beliau mendekati kematian,sehingga teori relativitasnya mendapat acungan jempol dan dipakai di berbagai lintas ilmu. Banyak biografi orang sukses yang menceritakan masalah-masalah yang menimpa beliau sehingga bisa menjadi orang sukses. Jangan ditanya bagaimana mereka suskes, tapi cobalah baca dan pelajari bagaimana beliau bangun dan menghadapi masalah yang pernah menimpa beliau. :P

Kalau saya masih belajar (lagi-lagi belajar) ketika memiliki masalah mencoba untuk look,listen and feel. Jangan salah itu teori yang saya dapatkan ketika kuliah kegawat daruratan atau mengikuti pelatihan Basic life support. Terus apa hubungannya sama masalah?? Ya tidak ada !!! (hehe bercanda). Ketika kita  memiliki masalah maka mulai menggunakan look,listen and feel. Saya mencoba belajar untuk menggunakannya. Ketika kita merasakan masalah begitu menghimpit cobalah untuk melihat, mendengar dan mencoba merasakan orang yang lebih susah dari kita. Mungkin lebih susah dari segi ekonomi, sedang dicoba terbaring badannya karena sakit. Yach... lagi-lagi saya (masih) mencoba belajar  untuk menggunakannya, karena sering kali ke egoisan saya mengurangi kepekaan terhadap perasaan dan logika untuk menggunakannya.

Saya yakin anda juga memiliki cara tersendiri menyikapi masalah, dan lebih bijaksana untuk menghadapinya. Buktinya mungkin anda salah satu yang saya minta pendapat ketika saya menghadapin masalah. Jadi apapun masalah yang kita dapatkan tidak akan menyalahkan orang lain apalagi yang memberi hidup. Bukankah “ Daun yang jatuh tidak akan pernah membenci angin yang berhembus??” (hwehehe kalo ini judul salah satu novel karya Tere Liye).

Ya sudahlah..saya mengetiknya  sudah lumayan. Karena temanya lumayan berat (karena bukan menceritakan kejadian pribadi dan aktivitas saya, maka sedikit menggunkan logika) maka ketika mengetiknya cukup membuat jidat saya mengkerut untuk memikirkannya. Hwheeheh disisi lain kepribadian saya belum sebijaksana yang saya harapkan, dan yang jelas masih butuh banyak belajar. Kalaupunakin anda salah satu orang yang memiliki peranan berinteraksi langsung dengan orang lain (medis, atau pendidikan) saya yakin anda memiliki cerita yang menarik dan menyentuh hati dibandingkan cerita saya. Saya tidak menolak untuk dibagi ceritanya lewat inbook,. siapa tau saya salah satu ceriita itu bisa saya tuliskan kembali supaya bisa diambil manfaatnya. Tentu saja bukan yang bersifat rahasia..:).Mohon maaf kalo ada salah, saya berniat hanya berbagi cerita bukan untuk menasehati.:P

Untuk penutup, sedikit selingan lyrics yang saya kutip dari theme song tulisan ini (dan sesuai pula dengan judul lagu).

Kalau anda ingin mendengarkan, silahkan tinggal cari di mbah google kita.:)

Terasa menyesakkan semua yang telah terjadi
Apa yang ku banggakan kini tinggal cerita
Kau uji aku...
Sekilas aku rasa tak kuasa
Namun kusadari dan aku mengerti kuserahkan pada MU
Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi
Karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak
Kau uji aku karna ku bisa melewatinya
Ini yang terbaik bagi hidupku.. semua hanya ujian<p> </p>