Friday, November 27, 2015

Peranan Peningkatan Tekanan Intrakranial dalam Menyebabkan Koma

Sebuah titik kunci dan sering disalah pahami adalah bahwa kenaikan tekanan intracranial dapat dikompensasi dengan baik oleh otak, hal ini berlaku selama peningkatan terjadi dengan sangat perlahan. Pasien rawat inap dengan elevasi kronis trkanan LCS, seperti pada pseudomotor cerebri hanya mengalami sedikit gangguan disfungsi otak, bahkan ketika tekanan LCS sudah sangat tinggi. Keluhan utama disebabkan oleh peningkatan TIK adalah sakit kepala dan edema papil, sampai terjadinya peningkatan tekanan intracranial cukup tinggi untuk dapat menyebabkan gangguan aliran darah otak. Pasien dengan peningkatan TIK akibat dari lesi kompresi massa sering menderita kenaikan TIK mendadak yang dipicu oleh perubahan postur, batuk, bersin atau menegejan. TIK yang naik mendadak dapat mengurangi perfusi otak dan menghasilkan berbagai gejala neurologis muntah pada saat pagi hari, kebingungan, pingsan dan koma.

Pasien-pasien dengan tumor otak sudah tentu mengalami peningkatan TIK. Meskipun peningkatan TIK ini terjadi secara bertahap (kronik progresif) sehingga dapat cukup baik dikompresi oleh tubuh. Tumor otak dapat juga menimbulkan kompresi pada otak dan pembuluh darah sehingga dapat terjadi kejang, edema otak dan hidrocepalus atau dapat terjadinya apoplexy/perdarahan pada tumor. Apabila terjadi hal-hal tersebut pada pasien tumor maka akan terjadinya peningkatan TIK yang tinggi dan tidak dapat dekompresi lagibila tidak segera diintervensi maka peningkatan TIK ini akan berhujung di herniasi otak yang dapat mengancam nyawa pasien.

Peningkatan mendadak TIK ini dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis. Dan ketika tekanan dalam kompartemen tetangga lebih rendah, maka keseimbangan ini bisa menyebabkan herniasi ke sisi yang lebih lemah. Sebaliknya ketika seorang pasien menunjukkan tanda-tanda adanya herniasi, sering terjadi keadaan yang reversible dengan cara memberikan kemampuan kompensasi lebih pada kompartemen yang berisi lesi massa, seperti dengan cara hiperventilasi yang akan menyebabkan penurunan pCO2 arteri dan vena vasokontriksi dan memberikan ruangan lebih untuk kompensasi. Penurunan kecil volume darah intracranial dapat membalikkan sindrom herniasi secara dramatis hanya dalam beberapa menit.

PERANAN FAKTOR VASCULAR DAN EDEMA CEREBRAL DALAM LESI MASSA


Mekanisme penting dimana lesi kompresi dapat menyebabkan gejala adalah dengan menginduksi terjadinya ischemia jaringan local dan distorsi jaringan disekitar lesi massa ini dapat meregangkan arteri kecil dan mengurangi kaliber pembuluh darah mereka ke titik dimana mereka tidak dapat lagi memasok darah yang cukup untuk daerah yang diperdarahi. Banyak lesi massa, termasuk tumor, lesi inflamasi dan kapsul hematoma subdural, dapat menginduksi pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis). Pembuluh darah ini tidak memiliki fitur yang menjadi ciri khas kapiler otak normal (kurangnya fenestrasi dan persimpangan ketat antara sel endotel yang merupakan dasar untuk sawar darah-otak. Hasil kebocoran pembuluh darah ini akan menyebabkan terjadinya ekstravasasi cairan ke dalam ruang ekstraselular dan edema vasogenik. Oleh karena itu distensibility dari pembuluh draah menjadi faktofactoratas untuk perfusi dan keselamatan jaringan.
 
Ischemia jaringan dan akibat dari kegagalan energy akan mengganggu dan menyebabkan hilangnya gradient elektrolit melintasi membransel neuron dapat berdepolarisasitetapi tidak lagi mampu melakukan repolarisasi dan akan mengalami kegagalan. Sebagai hasilnya sel neuron akan memasukkan lebih banyak natrium dan kalsium ke dalam sel, sel akan mengalami pembengkakan (edema sitotoksik), sehingga lebih meningkatkan efek massa di lokasi yang berdekatan. PEningkatan kalsium intraseluler ini akan mengaktivasi program apoptosis kematian sel saraf. Lingkaran setan edema ini menghasilkan ischemia pada jaringan yang berdekatan, pada akhirnya menyebabkan pembengkakan jaringan yang lebih lanjut. Edema sitotoksik dapat menyebabkan pasien dengan lesi kompresi massa yang kronis dan tumbuh perlahan-lahan untuk mengalami dekompresi dengan tiba-tiba, sehingga dengan oset cepat dapat terjadi kegagalan otak dan koma.

SINDROM HERNIASI
 
Pathogenesis Pergeseran intracranial dalam menyebabkan koma. Dalam hipotesis doktrin Monroe-Kellie dikatakan bahwa karena tulang tengkorak tidak dapat membesar maka volume isi tengkorak akan bersifat konstan dan terdiri dari volume otak. Perpindahan lateral dienchepalon. Proses ini dapat dipantau oleh perpindahan dari klasifikasi kelenjar pineal, yang posisinya sehubungan dengan garis tengah yang mudah dilihat didataran CT Scan. Perpindahan lateral ini kira-kira berkolerasi dengan tingkat penurunan kesdaran : 0-3 mm dikaitkan dengan kewaspadaan, 3-5 mm dengan mengantuk, 6-8mm dengan pingsan dan 9-13mm dengan koma.

Herniasi uncal terjadi ketika lesi kompresi massa yang berkembang terletak di lateral salah satu hemisfer otak, memaksa tepi medial lobus temporal untuk mengalami pergeseran kearah medial dan ke bawah di tepi ujung tentorium. Bebeda dengan herniasi sentral, di mana tanda-tanda pertama yang terjadi adalah disfungsi dienchephalic, pada herniasi uncal tanda-tanda yang paling menonjol adalah terjadi karena adanya tekanan dari lobus temporal yang mengalami herniasi pada struktur yang menempati kedudukan di tentorium. Tanda khas herniiasi uncal adalah pupil tetap dan melebar ipsilateral akibat kompresi permukaan dorsal saraf oculomotor. Fitur utama kedua herniasi uncal yang cukup untuk menyebabkan dilatasi pupil terganggu tingkat kesadaran. Hal ini mungkin disebabkan oleh distorsi dari system kesadaran ketika memalui otak tengah, distorsi dari dienchephalon berdekatan atau mungkin peregangan pembuluh darah yang mensuplai otak tengah, sehingga menyebabkan ischemia parenkim. Hemiparesis juga dapat terjadi karena kompresi batang otak oleh uncus tersebut. Hemipharesis kontralateral juga terjadi pada herniasi uncal (jika uncus mendorong otak tengah sehingga batang otak yang berlawanan mengalami kompresi ditepi incisural dari kernohan notch). Oleh karena itu, sisi paresis tidak membantu dalam melokalisasi lesi, tapi sisi pupil yang berdilatasi dapat secara akurat mengidentifikasi sisi herniasi lebih dari 90%.
 
Herniasi transtentorial sentral karena adanya tekanan dari lesi kompresi massa di dienchepalon. Jika efek massa terletak di medial, pergeseran terutama adalah ke bawah, yang pada akhirnya akan menekan otak tengah ke bawah, meskipun kompresi massa juga dapat menimbulkan pergeseran dienchephalon kea rah lateral. Dienchephalon ini terutama disuplai oleh pembuluh darah dan arteri kecil yang penetrasi secara langsung dari pembuluh lingkaran willis.
 
Oleh karena itu, bahkan derajad kecil pergeseran dari dienchepalon dapat menggangu darah dan LCS. Sebuah konsekuensi yang sama berlaku juga pada tiap kompartemen yang berada dalam otak (hemisfer kiri dan kanan, ruang supratentorial, ruang infratentorial dan ruang subarachnoid di tulang belakang). Dalam otak normal, peningkatan ukuran dari suatu lesi massa yang berkembang dapat dikomprsikan dengan cara memindahkan volume LCS atau volume darah yang samam dari kompartemen itu.

Ketika volume massa telah meningkat sampai ke titik dimana hanya ada sedikit volume LCS dan darah yang tersisa di kompartemen maka kemampuan kompensasi akan hilang, bahkan peningkatan volume massa lebih lanjut meskipun dalam jumlah yang kecil akan menghasilkan peningkatan kompartemen yang besar. Dan ketika tekanan dalam kompartemen tetangga lebih rendah maka ketidakseimbangan tekanan antar kompartemen ini akan menyebabkan herniasi. Dengan demikian, pergeseran intrakranialmenjadi perhatian utama dalam mendiagnosis koma karena lesi kompresi massa di supratentorial.


Patogenensis tanda dan gejala lesi kompresi massa dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan koma, terjadi tidak hanya karena peningkatan TIK saja tetapi biasanya juga karena adanya ketidakseimbangan tekanan antara kompartemen otak yang berbeda yang menyebabbkan herniasi jaringan otak.

Ada tujuh pola utama pergeseran otak yang dapat menimbulkan koma yaitu herniasi falcine, perpindahan lateral dienchephalon, herniasi uncal, herniasi gtrantntorial, kerusakan rostrocaudal batang otak, herniasi tonsil dan herniasi batang otak ke atas. Lima pola pertama disebabkan oleh lesi massa di supratentorial sedangkan herniasi tonsil dan atas herniasi batang otak ke atas biasanya disebabkan oleh lesi massa infratentorial.

No comments:

Post a Comment