Ada kasus SLE (istilah singkatnya penyakit lupus), datang kondisi tubuhnya sudah terserang dimana-mana. Dari ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan urine, jantung sudah menunjukkan hipotensi, paru-paru sudah terendam air, hemoglobin sudah rendah banget dan kalau ditranfusi beliau menderita TRALI (tranfussion relatted acute lung injury). TRALI ini juga merupakan reaksi aoutoimun. Jadi ketika ditranfusi tubuhnya tidak mau menerima terutama paru-parunya, selain bentol-bentol, gatal-gatal, dan menyerang paru-paru dan mengakibatkan sesak nafas berat yang bisa mengakibatkan Respiratory failure (gagal nafas).
Setelah mengkaji status sosial-budaya-ekonomi pasien, dan sambil merenungi kondisi pasien. Ternyata beliau (pasien) sejak menikah uusia 15 tahun dan sekarang memiliki anak seusia 7 tahun. Sudah mengalami keguguran 1x. Saya membayangkan usia 15 tahun, dahulu masih asik dengan sekolah-main dan segudang kenakalan saya khas anak-anak. Seusia segitu saya tidak memikirkan bagaimana dan dengan apa besok makan, mempersiapkan menjadi seorang ibu, tidak harus berkutat dengan masalah rumah tangga. Sedangkan beliau?? Seusia segitu harus menyandang beran sebagai ibu dan istri, belum lagi ikut memikirkan ekonomi. Kalau stressor yang bertubi-tubi dan mekanisme koping terhadap stressornya bersifat mafadaptif hasilnya?? Ya seperti umumnya murung, pendiam, tertekan,introvet, perilaku yang bersifat destruktif lainnya.
Memang dewasa itu tidak bisa dilihat dari usia. Namun dari ilmu kejiwaan dan psikologi, tumbuh kembang manusia itu ada beberapa tahap dan salah satunya digolongkan berdasarkan umur. Jadi kesimpulan ketika diskusi sama dokter jaga dari pasien aotuimun tersebut adalah mekanisme koping yang maladaptif yang memperberat kondisi imunitas ibu tersebut, sehingga meyebabkan “dewasa sebelum waktunya”. Tentu saja itu bukan faktor tunggal yang menyebabkan penyakit tersebut, masih ada faktor lain yang membantu memeperberat penyakit tersebut. Beberapa tahun ini pasien yang masuk dengan kasus autoimun banyak menyerang usia produktif. Mungkin besok anda akan berminat dilakukan penelitian hubungan antara meningkatnya insiden penyakit outoimun dengan mekanisme koping terhadap stressor pada tiap-tiap individu.
Ada salah satu dokter yang iseng menanyakan “joke” dengan saya.
Dokter : “teteh punya penyakit autoimun gak “
Saya jawab “punya dok kadang alergi air dan makanan,saya alergi makan seafood terutama udang. Kalo saya iseng menyebutnya “EFA diseases” dok.
Doker : saya juga punya, dermatitis kontak alergi (jadi kulitnya sangat sensitif, memakai sabun berbeda, terkena udara kotos sedikit, berkeringat banyak, akan membuat kulit gatal dan bahkan membuat exzema). Teteh..saya baru dengar “EFA diseases”.??
Saya menjawab : “Expensive Food Allergies “ diseases..hahahaha kan seafood itu makanan mahal, apalagi udang windu, kan mahal..untungnya saya alergi dengan makanan yang mahal,.
Dokter : Hahahaha lucu-lucu..tapi teh, saya sudah mencoba mempertahankan imun saya. Mau tahu?? Teteh kan tahu namanya residen itu capek banget, ibartanya jungkir balik dengan seabrek tugas,praktek,operasi, dsb. Kalo saya stress alergi saya kambuh dengan cepat, bahkan hal sekecil apapun bisa embuat saya alergi. Saya sedang “trial” dengan tubuh saya sendiri. Saya mulai beradaptasi dengan stressor saya. Saya mencari pengalihan ketika stress, pokoknya saya berusaha mencari mekanisme koping yang adaptif. Contoh kecil teteh sering kan saya senyum-senyum sendiri dan nyanyi-nyanyi sendiri, padahal aslinya saya sedang stress dan berusaha beradaptasi,pada saat itu saya sedang mengingat-ingat kejadian lucu atau konyol yang tadi saya kerjakan, Saya sedang flashback terhadap aktivitas sebelumnya. Selain itu saya juga gak peduli makan banyak, karena tubuh saya butuh energi untuk membantu imun saya tetap bagus.
Saya juga ingaat pesan dari seorang dokter konsulen. Beliau mengatakan,kalo kita tidak sakit sebaiknya gak usah meminum bermacam-macam suplemen. Tuhan itu mencipatakn tubuh dengan sangat sempurna, kalau tubuh kita sedang “error” pasi akan mengirimkan pesan bahwa tubuh kita sedang sakit. Jadi pada tubh yang sehat, untuk pemakaian suplemen dan obat-obat penambah imun efek jangka panjang hanya bersifat imunnosupressan (jadi menekan dan lama-lama melemahkan imun kita). Dari percakapan itu saya mulai berpikir, benar juga dan akhirnya mencoba mencari variasi mekanisme koping yang adaptif terhadap stressor. Entah itu jalan-jalan, baca novel, mulai mengetik unek-unek saya, atau sesekali mencari “nutrisi hati” .Hasilnya?? Saya sudah bisa makan udang untuk beberapa biji tanpa rasa gatal . Wallohu Allam semua kesembuhan penyakit merupakan hak preogatif Allah, kita hanya berusaha untuk merawat dan menjaga karunia yang tidak terhingga ini.
Namun ada garis merah yang mampu saya tarik dari kasus tersebut, setiap orang pasti memiliki stressor masing-masing, jadi silahkan untuk mengatasi stressor tersebut dengan berbagai cara dan tentu saja tidak menyimpang dari norma-aturan dan agama yang kita anut. Saya salut dikota besar ini dengan tingkat stressor yang cukup tinggi (kemacetan, kriminalitas,tuntutan pekerjaan,dan stressor ekonomi dan gaya hidup), ketika malam jumat masih banyak orang yang mau mendatangi komplek DPU untuk mengikuti kajian agama dan muhasabah. Terlihat lelah dari wajah mereka namun masih semangat untuk mencari “nutrisi hati” di majelis ilmu agama, meskipun baru pulang kerja dan masih dengan setelah seragam kantor. Namun tidak menutup mata tidak sedikit diluar sana mencari hiburan sesuai dengan hobi, keyakinan, dan gaya hidup mereka masing-masing.
Forgive me ’cause I cant thank you enough
Forgive me when I doubt your love
Allah, Ya Allah Guide me all the way to your Jannah
Ya Allah, Don’t let me go astray ’cause I need you
By my side, I wish to be close
Close to You throughout my life
(Guide me all the way song by Maher Zain)
Laahhh...bagaimana bisa cerita tentang tehknologi kok ujung-ujungnya membahas masalah kesehatan. Ya sudahlah namanya juga masih amatiran untuk mengetik sesuatu yang ada dibenak pikiran saya. Selamat jumat barokah. Yang merasa dirinya laki-laki dan beragama islam silahkan jumatan.:)
Kebenaran datangnya dari Allah, dan kesalahan semuanya milik saya.
Subhanakallahu wabi hamdika, Ashadu’ala illaha anta astaghfiruka wa’atubu ilaih.
No comments:
Post a Comment