Wednesday, October 14, 2015

Penipuan Berkedok Penawaran Barang dengan Pembayaran Kartu Debit

Penipuan Berkedok Penawaran Barang dengan Pembayaran Kartu DebitSebenarnya mau curhat masalah ini mata saya sudah mengantuk sekali karena sesudah jaga malam (lebay) tapi berhubung pengin cepat-cepat curhat maka “dipaksakan”, takutnya keburu menguap semangat untuk bercerita.

Kemajuan teknologi memang sangat memanjakan kehidupan manusia,kalau butuh apa-apa tinggal pencet atau gesek, tinggal mengetik kan tuts keyboard maka kita tidak perlu berjibaku ria untuk mencari. Namun sayangnya teknologi itu bagai dua sisi mata uang yang menguntungkan dan merugikan. Tergantung kita menggunakannya apakah mau memudahkan pekerjaan atau membahayakan orang lain. Saya mau menceritakan musibah yang dialami oleh teman saya. Saya sudah minta izin untuk menceritakan kepada orang lain dan membagikan di forum terbuka. Karena semoga kita dapat mendapatkan ibroh (pelajaran) dari musibah ini. 

Musibah ini terjadi di suatu hari ketika jalan di Ciwalk yang merupakan salah satu mall ternama di kota bandung (mohon maaf saya sengaja tidak mensensor nama tempat ini). Seperti pada umumnya mall, pasti terdapat stand yang menjajakan berbagai produk dengan mengiming-imingi berbagai macam diskon dan kemudahan cara pembayaran. Sekarang ini ketika kita belanja maka tidak perlu susah-susah membawa segepok uang,  dalam menghabiskan uang kita untuk mendapatkan barang yang diminta. Tidak harus berupa kartu kredit bahkan di beberapa tempat perbelanjaan dan resto menawarkan pembayaran dengan kartu debit (terutama ATM biasa yang ada loggo maestro atau visa). 

Jujur saya pun sering menggunakan kemudahan kemudahan pembayaran dengan kartu debit , karena tidak perlu membawa uang yang banyak (gaya banget, padahal uangnya receh semua) dan mengantre ATM untuk menarik uang, ketika kita limit membawa  uang dalam berbelanja. Kita tinggal serahkan kartu debet kita kemudian selesai (asal rekening kita memenuhi pembayaran). Menurut pengalaman saya dua jenis pembayaran kartu debit ini. Pertama kita serahkan kartu kemudian kita mengetik kan pin ATM di mesin, nanti petugas tinggal mengetik kan nominal transaksi kita. Maka sudahlah selesai urusan, kemudian kita mendapatkan setruk transaksi. Yang kedua adalah kita menyerahkan kartu debit kita, tinggal digesek oleh petugas kemudian petugas mengetik kan jumlah nominal transaksi (dalam hal ini kita tidak perlu mengetik kan no PIN ATM), setelah itu kita mendapatkan setruk transaksi dan tinggal menandatangani diatas lembar setruk transaksi tersebut.

Untuk jumlah nominal  transaksi pembayaran tergantung jumlah rekening kita (tentu saja) dan jenis kartu kita. Apakah kartunya berjenis Silver, gold atau platinum. Misal rata-rata kartu silver sekali transaksi maksimal nominalnya adalah 5 juta, terus kartu gold maksimal nya adalah 10 juta dan untuk kartu platinum adalah maksimal sekitar 20 juta..malah ada yang unlimited ( karena saya tidak punya kartu platinum).

Nah kembali ke musibah tersebut. Ketika berada didalam Ciwalk, teman saya melewati stand produk kompor gas dan pemijat kaki. Seperti biasa para SPG menghampiri teman saya dan memberi sugesti kepada pelangganya untuk membeli produk. Entah karena metode sugesti nya yang bagus atau ditambah dengan metode hipnosis tiba-tiba teman saya menghampiri stand, dan duduk di stand tersebut. Para SPG tersebut pun masih nerocos memberikan sugesti dari menanyakan punya kartu apa aja yang berlogo maestro dan visa, sampai  teman saya mengeluarkan kartu ATM nya yang berjenis gold di atas meja stand. Teman saya entah kenapa tiba-tiba ingin menelpon kakaknya. Namun sayangnya  ATM nya telah dikeluarkan diatas meja, Kemudian tanpa ba-bi-bu salah satu SPG tersebut langsung menggesek kartu ATM dan mengetik kan jumlah nominal. Namun yang pertama failure alias gagal (menurut analisa teman saya jumlah nominal yang diketik kan mendekati limit makanya tidak bisa). Kemudian si SPG menuliskan nominal yang kedua dan akhirnya berhasil. Setelah ATM  selesai berhasil transaksi, teman saya pun selesai menelpon,dan ketika itu teman saya masih merasa bingung. Namun belum sadar sepenuhnya teman saya disuruh menandatangani setruk dan LEMBAR PERNYATAAN yang ketika dibaca secara garis besar berisi tidak  akan menggugat transaksi yang telah berlangsung.

Transaksi pun selesai teman saya mendapat barang kompor gas dan alat pemijat kaki. Dan setelah keluar teman saya bingung, kenapa bisa beli barang seperti itu, dan pada saat sadar penuh teman saya mengecek rekening nya lewat ATM Machine dan ternyata uang yang dikeluarkan dalam transaksi tersebut sebesar 8 juta. Pas pulang dan searching di internet ternyata barang yang dibeli dengan merek dan produk yang sama harganya hanya berkisar 1,5 juta, jadi teman saya telah tertipu. Dan ternyata setelah membaca di internet pula, modus penipuan tersebut juga tidak sedikit jumlah korban yang telah tergasak habis uangnya.

Teman saya berusaha untuk mengusut,namun sampai sekarang hasilnya masih nihil. Saya pun menceritakan musibah ini kepada bibi saya, ternyata tetangga rumah pun mengalami kejadian mirip seperti teman saya. Modus nya ditawarkan membeli pure water machine (mesin untuk air minum tanpa merebus nya), dengan metode yang sama beliau tergasak uangnya 2,5 juta, padahal harga alat tersebut sekitar 500 ribu.

Sekarang juga di sini marak penipuan yang berkedok travel and tour. Yang sedang booming salah satunya dengan menawarkan bisa umroh/ haji, hanya dengan merekrut sejumlah orang dan membayar setoran minimal (bisanya setoran awal 500 ribu). Sampai-sampai masalah ini pernah dibahas oleh seorang  doktor fiqih di salah satu universitas bandung (karena memang meresahkan dan sudah banyak keluhan). Untuk lebih jelasnya silahkan search aja di internet.

Semoga dengan pengalaman dan cerita diatas kita menjadi lebih waspada. Bukan berarti kita harus Su’udzon terhadap para Sales dan pedagang. Karena saya salut orang yang bisa berdagang. Bukankah menurut Rosul yang menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rizki terdapat dalam perniagaan/perdagangan. Namun saya akan lebih menghormati kalau berdagang itu sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan dan sesuai syariat dengan tidak merugikan orang kain. Memang benar kata pepatah “agama tanpa ilmu itu pincang, namun Ilmu tanpa agama adalah buta”. Terakhir kata untuk teman saya yang terkena musibah ini, saya mengucapkan turut berduka cita semoga diberikan pengganti yang lebih baik. Dengan musibah ini mengingatkan saya untuk mengurangi kegiatan tawwaf saya ke mall.

No comments:

Post a Comment